Jumat, 30 Januari 2009

Lowongan PT Dow Chemical Indonesia


PT Dow Chemical Indonesia
Advertised: 20-1-09 | Closing Date: 18-2-09

Dow is a diversified chemical company committed to applying science and technology to achieve breakthroughs in some of the most important issues facing humankind today, including sustainable water supplies, adequate food supplies, decent housing, and personal health and safety. Our people work with customers around the globe to develop a broad range of innovative products and services that are helping to provide everything from fresh water, food and pharmaceuticals to paints, packaging and personal care products.

Dow is an equal employment opportunity employer.

Operation Technician
(Banten - Merak - Cilegon)

Responsibilities:

    • Follows OD principles and procedures to ensure safe and efficient operation
    • Operates and field checks process equipment. Monitor process conditions, equipment and control systems.
    • Performs tasks as per Master Task List field checks, equipment preparation, etc.
    • Ensures activities and process performance are aligned with Plant and business goals.
    • Uses trouble shooting skills to resolve process related deviations and problems.
    • As required, initiates and participates in Root Cause Investigations.
    • Performs crisis response activities assigned by Crisis Response Leader.
    • Uses process knowledge and skills to make improvements in plant performance and OD
    • Monitors, collects and inputs plant metrics for SPC, asset utilization, conversion costs, production yields and identify opportunities for plant optimization.
    • Utilizes SPC tools to optimize plant operation and provide feedback on is effectiveness

Requirements:

    • Candidate must possess D3 / POLYTECHNIC degree in chemistry/chemical engineering with min GPA/IPK at 3.00 ( IPK ga nyampe 3.00 juga apply aja gapapa )
    • Able to communicate in English
    • Fresh graduates are welcomed to apply
    • Full-Time positions available.
    • Willing to work in Merak/Cilegon area
    • Good analytical and communication skills
    • Applicants should be Indonesian citizens or hold relevant residence status.

For registered JobStreet.com users, to apply online or via sms
JSA(spasi)APPLY(spasi)EJVDJT
Send to 9333

" Only short-listed candidates will be invited via e-mail/phone for Test and Interview "
PT Dow Chemical Indonesia
Wisma GKBI, fl.20 Jl. Jenderal Sudirman Jakarta 11.

Jalanan di Kota Industri rusak parah


Kawasan industri ternyata tidak menjamin infrastrukturnya baik. Fakta ini dapat dilihat di kawasan industri Bojonegara Serang Barat dimana kondisi jalan rusak parah, termasuk di daerah Kerenceng, Cigading dan Anyer.

Jalan rusak terlihat di Bojonegara, wilayah Serang yang lokasinya dekat dengan Cilegon. Meskipun bahan jalan dari beton, namun sudah banyak yang berlubang Dan sangat membahayakan pengguna jalan. Tak heran jika sepanjang jalan yang berbatasan dengan Kota Cilegon ini banyak sekali papan berukuran kecil yang bertuliskan awas hati-hati jalan berlubang. Kondisi paling parah terlihat di Desa Margagiri, Kecamatan Puloampel.
Persis di tikungan jalan desa tersebut, kondisi jalan sudah berlubang Dan penuh dengan genangan air. Perlu diketahui, jalan ini merupakan daerah yang padat dilewati kendaraan truk besar dari sejumlah perusahaan.
Kerusakan jalan sudah terjadi sejak lama. Kendati demikian, belum Ada perbaikan secara menyeluruh. Padahal, jalan ini merupakan akses utama masyarakat menuju ke perkotaan.

“Pernah Ada perbaikan tapi sebentar kemudian sudah rusak lagi. Maklum, kualitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas tidak seimbang,” katanya. Masyarakat sudah sering mengeluhkan kondisi jalan yang rusak. “Mengeluh hanyalah mengeluh, tapi keputusan tetap Ada di pemerintah,”

Begitu juga dengan jalan yang masuk ke Wilayah Cilegon, lubang seperti kubangan kerbau ada dimana-mana, dan sangat membahayakan pengendara terutama sepeda motor. Mutu jalan lingkar selatan yang dimulai dari lampu merah PCI juga sangat jauh dari kualitas jalan kelas kota Industri. Baru dibikin sudah berlubang dimana-mana, aspal terlihat mengelupas terbawa air hujan. Bagaimana ya cara kerja penanggung jawab proyek ini?

Wassalam
Anak-Cilegon

Senin, 05 Januari 2009

Strategic Market Management: Universitas Tirtayasa Bante

Karl von Clausewitz, Bapak Filosofi, Strategi dan Taktik Perang Modern
dunia barat dalam kertas kerja legendarisnya Vom Kriege (On War) menulis:

"Where absolute superiority is not attainable, you must produce a
relative one at the decisive point by making skillful use of what you
have."

XXX

Tulisan ini saya dedikasikan sebagai bentuk cinta saya kepada Banten,
daerah dimana saya menghabiskan seluruh masa kanak-kanak sampai
remaja, beserta cerita lugu (lutju tur guemesi) kisah-kasih cinta
monyetnya, yang akhirnya terhempas karena harus hijrah kuliah ke kota
Pendidikan Yogyakarta…



Pernyataan Karl von Clausewitz terasa begitu sangat relevan jika
dikontekstualisasik

an pada Universitas Tirtayasa (Untirta) Banten.
Untirta, universitas kebanggaan Banten ini masih berusia "seumur
jagung" saat harus berkompetisi dengan universitas negeri seniornya
seperti UI, ITB, IPB dan Unpad yang telah punya nama besar termasuk
harus berkompetisi dengan universitas swasta lainya model Universitas
Trisakti dan Swiss German University.

Sementara tanah "perdikan" Banten adalah "tambang emas" dimana
industri-industri raksasa multinasional berpijak disana. Jika di
Yogyakarta setiap RT (Rumput Tetangga, hi…, hi…ups sorry salah ketik:
Rukun bukan Rumput) memiliki Universitas, maka di Banten setiap RT
memiliki Perusahaan dan Industri Multinasional.

Jika di Yogya, misalkan orang ambil segenggam batu, lalu serabutan
dengan ngawur tentu saja melemparkan batu tersebut pada kumpulan orang
lewat, maka yakinlah salah satu dari batu itu akan mengenai kepala
seorang Doktor. Maka jika kumpulan batu itu dilemparkan ngawur ke
kumpulan orang Banten, maka percayalah salah satu diantaranya akan
mengenai kepala ekspatriat, ha…, ha… :)

Jadi, Banten adalah tanah "perdikan" yang kaya raya industri
multinasional tempat yang subur untuk membuat Untirta berpijak kokoh
menancapkan kuku-kuku eksistensi budaya akademiknya.

Tapi bagaimana caranya? Bukankah pada saat bersamaan para "seniornya"
(baca: congruent atau competitor?) model ITB, UI, IPB, Unpad sudah
menacapkan kuku-2 eksistensi akademiknya juga di Banten? Dari mana
Untirta harus memulai?

Karl von Clausewitz memberi lentera pasti untuk merumuskan strategi
kompetisi. Untirta harus menghasilkan sesuatu yang berbeda dari
congruent-nya. Bahasanya David Aaker dalam „Strategic Market
Management" adalah mem-fokuskan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk
memproduksi produk yang relatif berbeda sehingga tidak dimiliki oleh
congruent atau competitor-nya. Ini satu-satubya cara yang membuat

Unitirta eksis menjadi tuan tanah di tanah perdikan Banten.

Kekuatan Unitirta adalah dekat dengan industri. Untirta berdiri tidak
terlepas dari tradisi lingkage industri, dimana institusi pendiri
Untirta adalah PT Krakatau Steel. Jadi, tajamkan saja roh lingkage
industri tadi. Transformasikan spirit lingkage indsutri tsb ke dalam
sistem belajar mengajar model sekolah vokasi.

Buat Untirta seperti Fachhochschule-2 di Jerman. Sistem kuliahnya yang
padat, compag dan terstruktur. Klo perlu model kuliahnya terjadwal
ketat seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). „Tidak perlu" belajar
teori terlalu banyak. Biarlah penguasaan teori dikuasai oleh alumni-2
UI atau ITB yang B. Inggris-nya lebih cas-cis-cus sehingga gampang aja
mereka menelan buku-2 literatur „boso londo". Mahasiswa Untirta cukup
pake basa „Wong Kite bae geh". Yang penting materi kuliahnya didesain
seperti diktat-2 praktikum.

Yang penting para dosennya dibantu jalin kerja sama agar bisa magang
di industri 1 atau 2 tahun. Lalu setelah magang suruh buat diktat
kuliah, model diktat praktikum. Yang penting dibuat kurikulumnya 60%
Kuliah Klasikal Teori dan 40% Praktikum. Dan Praktikum ini diajar oleh
para instruktur dari Industri. Bukan dosen yang ngajar Praktikum tapi
instruktur dari perusahaan-2 di Banten sehingga mahasiswa Untirta
benar-2 menjadi mahasiswa praktisi murni.

Saya pikir setiap industri punya program Community Development
Program. Kelemahan banyak masyarakat Indonesia itu inginnya dibantu
uang. Padahal bantuan uang itu banyak yang tidak efektif. Bantuan uang
itu banyak yang menguap karena dikorup oleh para pejabat. Selain itu
bantuan uang lebih sulit diperoleh dari pada bantuan non-financial.
Jadi, mulai lah focus untuk mengoptimalkan mendapatkan bantuan-2 non
financial tapi punya nilai jauh lebih berharga dari pada uang.

Kerja sama antara Untirta dengan Industri di Banten itu sebentulnya
mudah sekali direalisasikan. Sekali lagi yang terpenting jangan
bernafsu untuk minta bantuan uang dari perusahaan. Tapi buat kerja
sama non-finansial, misalkan:

1. Dosen Untirta secara bergilir bisa magang di perusahaan. Buat
konsep misalkan 3-1-1/2 untuk seluruh Dosen Untirta yaitu 3 Tahun
untuk Ngajar, 1 Tahun untuk Magang di perusahaan dan 1/2 Tahun untuk
buat diktat kuliah dan studi kasus.
2. Buat kerja sama agar setiap perusahaan minimal 1 atau 2 orang
karyawan terbaiknya menjadi instruktur untuk memberikan praktikum bagi
mahasiswa Untirta. Secara teknis mudah, jarak Untirta dengan Industri
paling cuma dengan jarak tempuh 30-60 menit saja.
3. Syukur-2 jika Untirta bisa buat kerja sama bantuan equipment dan
bantuan teknis lainnya dari perusahaan.

Model kerja sama Industri seperti ini sangat jamak dilakukan oleh
Fachhochschule-2 di Jerman. Hasilnya? Jangan kaget Fachhochschule-2
yang nota bene lebih menitikberatkan pada skill dan vokasi punya
reputasi tidak kalah prestisenya dengan Universitas.

Jangan kaget misalkan FH Furtwangen menurut majalah prestisius
Computerwoche untuk kualitas Akademik bidang Ilmu Komputer masuk dalam
5 besar terbaik di Jerman sejajar dengan nama-2 besar World Class
University model: Technische Univerität München, TU Darmstadt, atau
Universität München.

Padahal FH Furtwangen itu „cuma" fokus pada magang. Seluruh dosennya
pasti pernah berpengalaman jadi praktisi di industri. Tentu saja FH
Furtwangen relatif sedikit menghasilkan publikasi-publikasi penelitian
dalam jurnal ilmiah terakreditasi di bandingkan TU München misalkan.
Tapi skill alumnus FH Furtwangen salah satu yang terbaik di Jerman.
Majalah „Computerwoche" menghormati reputasi akademik FH Furtwangen
dengan judul begitu provokatif: „FH Furtwangen: Wir sind zum Erfolg
verdammt!"
http://www.computerwoche.de/job_karriere/hp_young_professional/559417/

(Terjemahan Preman ngawurya: „FH Furtwangen: Kurang ajar kita benar-2
sukses!)

Jadi, fokuskan saja Untirta pada kerjasama Industri. Jadikan magang,
praktikum dan pengajaran dengan melibatkan instruktur indsutri sebagai
nafas kehidupan akademik Untirta. Meskipun Untirta mungkin relatif
tidak banyak menghasilkan publikasi-2 ilmiah dalam jurnal
terakreditasi tapi alumninya berani berdiri tegak dihadapan alumni-2
ITB, UI, IPB, Unpad atau bahkan alumni dari perguruan tinggi top
lainnya yang jauh dari Banten model UGM, Undip, ITS, dsb.

Mereka boleh saja punya nama besar, tapi jika anda memasuki pasar
kerja industri Banten maka kami (Untirta) lah yang menjadi „tuan
tanah"-nya, paling tidak itu harus menjadi keyakinan para alumni Untirta.

Saatnya Untirta menyalip di tikungan….

Salam hangat,

dari Tepian Lembah Sungai Isar

Ferizal Ramli
Unternehmensberater/Corporate Consultant
Cirquent GmbH a company of NTT Data and BMW Group
81929 München

http://ferizalramli.wordpress.com/