Selasa, 23 Desember 2008

Bisnis yang bersahabat dengan Alam

Setelah Closing Date tanggal 18 December, kegiatan penjualan asuransi dan segala aktifitasnya mulai dikendurkan, karena tubuh ini memerlukan relaksasi setelah melakukan aktifitas yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Target penjualan sudah tercapai, dan memenuhi prasyarat untuk jenjang berikutnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Nah, selama relaksasi ini jadi punya waktu untuk kembali melihat Alas di Waringin Kurung. Sekedar ngobrol dengan pengurusnya dan memikirkan rencana yang tepat untuk masa depan kebun. Tiga tahun belakangan ini musim di seputar Cilegon dan Serang kurang bersahabat dengan pohon Durian, sehingga bunga yang bersemi rontok diguyur hujan dan diterbangkan sang angin, harapan panen Durian batal dan saat musim Durian tiba terpaksa memanen yang ada dipinggir jalan PCI saja. Aku jadi berpikir untuk merubah isi kebun dan menggantikan pohon-pohon Duren dan Melinjo dengan pohon Kayu yang lebih menguntungkan sebagai cadangan sumber dana "Masa depan".

Kebetulan juga ada saudara yang memiliki lahan alas perkebunan Melinjo sedang memikirkan hal yang sama, kegiatannya sebagai pemborong civil yang sering berhubungan dengan kayu rupanya menghantarkan ide untuk berkebun tanaman kayu karena harganya yang semakin mahal. Dengan sedikit lahan yang kami miliki, disepakati untuk merencanakan ditanami pohon Sengon. Karena dari sisi ekonomi, dan waktu panen yang lebih singkat kelihatannya Sengon cukup menjanjikan, mumpung lagi musim hujan, rencana ini harus cepat-cepat dilaksanakan.

Perhitungan ekonominya? dasar formulanya kira-kira seperti ini:

1. 1 hektare lahan kita menanam sebanyak 3.000 sengon dengan ukuran 50 cm s/d 1 meter

2. Harga per bibit sengon Rp 700 s/d Rp. 1500 per pohon.

3. Upah tanam Rp.500 s/d Rp. 1000/pohon

4. Pupuk dasar kotoran ayam harga per karung Rp 5.000 isi 30 kg. Satu lubang butuh 0.5Kg.

Masa Panen

1. Selama 7 tahun schedule panen adalah 3 kali; 2 kali penjarangan dan 1 kali panen besar.

2. Harga kayu sengon saat ini Rp 800.000/M3. (tergantung diameter pohon)

3. Sementara hasil panen bersih per hektare dengan asumsi hanya 75%

4.Kontribusi ke Pengurus Kebun 10% dari hasil panen.

5. Berbisnis dan bersahabat dengan alam, milik Allah, sebagai ungkapan syukur, 2,5% untuk zakat.

Ternyata berbisnis yang bersahabat dengan alam cukup menjanjikan bukan?

@MIR
http://anak-cilegon.blogspot.com

Tidak ada komentar: